MAJALAH ASIK - Uang adalah hal sensitif untuk dibicarakan meskipun dengan sahabat sendiri, terlebih jika sahabat Anda hobinya meminjam uang dan tidak pernah ada niat untuk mengembalikannya. Para peneliti di Inggris membuktikan bahwa rata-rata sahabat meminjam uang sebesar 40 Pounds atau Rp 568.000 (kurs 1 Pounds = Rp 14.200) setiap tahunnya. Jumlahnya memang kecil, namun ini merupakan salah satu penyebab utama persahabatan dari dua orang wanita berhenti di jalan dan tidak pernah berbicara lagi, seperti yang dikutip dari Glamour.
"Komunikasi adalah hal penting, namun orang lebih memilih untuk tidak membicarakannya", ujar Sarah Pennells selaku editor web finansial savvywoman. Ia juga menambahkan, "Konsekuensinya, ketika persahabatan dan uang saling bercampur aduk, sering terjadi miskomunikasi yang enggan untuk dibicarakan, namun akan berujung konflik yang siap meledak kapan saja".
Ada beberapa contoh kasus yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa orang dengan bijak menanggapinya secara langsung, namun ada juga yang tidak tahu harus berbuat apa dan terpaksa menahan emosi. Simak beberapa ciri sahabat yang hobi berhutang dan cara mengatasinya oleh ahli finansial asal Inggris, Jackie Dunn.
Sahabat "Lupa Bawa Dompet"
Usai makan atau minum di resto favorit, 'bill' pun datang dan tiba-tiba sahabat menyeletuk, "Aduh, aku lupa bawa dompet". Jika hal ini terjadi sesekali saja dan ia langsung mengganti, maka hiraukan saja poin ini. Namun bila hal ini menjadi rutinitas yang konsisten dilakukannya, maka hal pertama yang harus Anda lakukan adalah memecah pola 'Dia membeli, Anda membayar".
"Sebelum acara 'ketemuan' berikutnya, jangan lupa untuk meneleponnya. Tanyakan dengan sopan dan halus, apakah ia telah menemukan dompet yang tertinggal di pertemuan sebelumnya, dan jelaskan bahwa Anda membawa uang pas dan tidak bisa membayari tagihannya". Anda sudah sampai di meeting point dan ternyata ia masih saja lupa membawa dompet? Batalkan saja untuk makan dan minum. Jangan memupuk kebiasaan buruk sahabat Anda.
Sahabat "Kesal karena Selalu Ditagih"
Ada sahabat yang akhirnya membayar hutangnya setelah Anda tagih sampai bosan, namun di balik itu ia mendendam karena Anda sepertinya tidak percaya bahwa ia akan mengembalikan uang tersebut. Untuk meredam perasaan sensitif yang tidak perlu di hutang berikutnya, Anda bisa menagihnya sekaligus menyampaikan niat baik untuk menyelesaikan masalah finansialnya. Tanyakan padanya apa yang bisa Anda bantu di luar aspek peminjaman uang, sehingga ia pun merasa lebih diperhatikan dan persahabatan Anda menjadi lebih solid.
Sahabat "Biaya Tinggi"
Sahabat selalu punya unik untuk bersenang-senang, namun hal tersebut memakan biaya yang cukup tinggi, dan kembali lagi pasti Anda yang membayar karena Anda sendiri juga merasakan hal yang sama. Untuk mengakalinya, rencanakan kegiatan yang cukup seru yang melibatkan promo hemat, seperti nonton hemat beli 1 gratis 1 dengan kartu kredit. Atau jika Anda pergi makan di spot A dan membayarnya, kemudian Anda pindah hangout ke spot B, maka giliran ia yang membayarnya. Intinya, usahakan pengeluaran Anda dan sahabat saat itu tetap balance satu sama lain.
Sahabat "Belum Transfer"
Bukan hutang kecil seperti 'bill' restoran atau minum di lounge, namun uang nominal besar yang ia pinjam dari Anda? Hutang seperti ini jarang sekali dibayarkan sekaligus mengingat jumlahnya yang besar. Oleh karena itu, buatlah ketentuan menyicil untuknya.
Seperti pembayaran yang dibagi hingga tiga kali dalam periode yang telah disepakati. Nominal besar kerap membuat orang menjadi sensitif, oleh karena itu, lakukan pembicaraan ini di luar kantor atau tempat umum. Yakinkan dirinya bahwa nominal yang ia pinjam sangat besar dan jika ia terlambat membayarnya, maka yang harus membayar bunga pinjaman (jika menggunakan kartu kredit) adalah Anda dan hal ini mendatangkan kesulitan baru.
Sahabat "Lebih Kaya"
Ia merupakan pengacara dengan bayaran tinggi, bagi dirinya beberapa gelas cocktail seperti membeli permen. Sedangkan Anda hanya sekretaris dimana membeli segelas cocktail berarti mengorbankan uang makan Anda selama seminggu?
Perbedaan penghasilan atau jabatan mungkin bukan masalah, namun ketika berbicara pengeluaran, perbedaan langsung terbaca jelas. Dari sini, Anda bisa terbuka pada sahabat dan menentukan berapa 'limit' yang Anda bisa habiskan. Jika ia memang sahabat, seharusnya Anda tidak perlu merasa gengsi untuk menyampaikan hal ini. Trik lainnya adalah mengajak teman pria yang sekiranya berpenghasilan sama dengan Anda, sehingga menentukan limit menjadi lebih mudah.