MAJALAHASIK.COM - Teknologi memang bisa mempermudah Anda menyelesaikan pekerjaan. Tetapi, dampak negatifnya adalah makin mengaburkan batas antara waktu untuk keluarga dan bekerja. Terkait hal ini, jika dibandingkan pria, wanita lebih merasa bersalah ketika kehidupan keluarganya terganggu.
Studi baru menunjukan bahwa wanita merasa 40 persen lebih tertekan daripada pria ketika kehidupan keluarganya terganggu oleh perangkat komunikasi elektronik atau kontak lain, meski di bawah jumlah tekanan kerja yang sama.
Faktanya, ketika seorang wanita dikontak rekan kerja atau atasannya saat berada di rumah, wanita akan dua kali lebih merasa bersalah pada keluarganya dibandingkan pria. Meskipun kontak tersebut sebenarnya tidak mengganggu kehidupan keluarga.
Studi ini dilakukan pada lebih dari 1.000 pekerja asal Amerika Serikat dan dipublikasi dalam Journal of Health and Social Behavior. Kepala peneliti, Paul Glavin, kandidat doktor sosiologi di University of Toronto, Kanada, merasa terkejut dengan perbedaan antara respon emosi wanita dan pria bahkan ketika mereka sama-sama mahir dalam mengelola rumah tangga dan bekerja.
Perasaan bersalah bisa menjelaskan mengapa wanita mengalami tekanan lebih besar dibandingkan pria ketika dihubungi di rumah. "Kami meneliti sejauh mana pekerjaan jadi sangat menjengkelkan dan hasil dari fokus kami pada pengendalian untuk semua faktor," kata Glavin seperti dikutip dari Health.com.
Glavin juga mengatakan, ketika peran wanita dalam hal pekerjaan telah berubah secara dramatis, masih banyak yang terus secara tidak sadar berpandangan bahwa prioritas wanita adalah berada di rumah dengan anak-anak mereka.
"Masih ada hal yang harus dipertimbangkan sebelum kita melihat kesetaraan dalam pekerjaan dan keluarga," kata Glavin.