MAJALAHASIK.COM - Lebih dari sepertiga pekerja industri teknologi di Amerika Serikat lebih memilih dipotong gaji jika mereka diperkenankan untuk tidak berangkat ke kantor dan bekerja dari rumah. Dalam sebuah survei yang digelar oleh perusahaan perekrutan karyawan terkemuka, Dice.com, terungkap bahwa 35 persen responden siap bekerja meski gaji mereka dipotong hingga 10 persen demi menghindari perjalanan.
Sayangnya, Dice hanya menemukan dua persen saja responden yang pernah ditawari bekerja dari rumah sebagai pilihan dari perusahaan mereka.
Perusahaan yang menghujani karyawan mereka dengan berbagai fasilitas seperti snack dan minuman gratis di kantor, meja pingpong, dan fasilitas lainnya sebenarnya bisa melakukan penghematan.
“Yang menarik, meski telah bekerja selama dua tahun tanpa kenaikan kompensasi, profesional IT rata-rata masih rela dipotong gajinya sebesar US$7.800 atau sekitar Rp67 juta per tahun agar tidak perlu datang ke kantor,” kata Alice Hill, Managing Director Dice.com, seperti dikutip dari The Inquirer, 7 April 2011.
Hill menyebutkan, pihaknya pernah melakukan survey yang sama sekitar tiga tahun lalu dan mendapatkan hasil yang nyaris serupa.
Total, sekitar 35 persen responden lain menyebutkan mereka juga ingin bekerja dari rumah namun dengan gaji yang sama, sementara 20 persen responden lainnya mengaku akan melakukan apapun agar dapat tetap bekerja.