MAJALAHASIK.COM - Dua tahun lalu, sekelompok mahasiswa dari University of California Los Angeles (UCLA) memprediksi secara cukup akurat posisi di mana Osama bin Laden bersembunyi.
Kelompok mahasiswa geografi yang tengah belajar di bawah bimbingan Profesor Thomas Gillespie dan John Agnew itu menggunakan teori geografi dan aplikasi Geographic Information Systems (GIS) untuk melacak keberadaan teroris yang paling dicari di seluruh dunia itu.
Menurut model probabilitas yang mereka buat, terdapat 88,9 persen peluang bahwa Osama bersembunyi di sebuah tempat berjarak kurang dari 300 kilometer dari persembunyian terakhirnya di Tora Bora, Afghanistan. Adapun kota yang masuk dalam radius 300 kilometer di antaranya adalah Abbottabad, Pakistan.
“Saya cukup terkejut saat mendengar ternyata Osama bin Laden bersembunyi di kawasan berjarak 268 kilometer dari lokasi persembunyian terakhirnya,” kata Gillespie, seperti dikutip dari Science Insider, 4 Mei 2011. “Namun tidak aneh mendapati ia bersembunyi di perkotaan,” ucapnya.
Gillespie menyebutkan, mereka sama sekali tidak berminat untuk berurusan dengan terorisme. “Namun, teori yang sama yang digunakan untuk mempelajari spesies burung-burung yang terancam punah sebenarnya bisa juga digunakan untuk itu,” ucapnya.
Kelas yang dibimbing Gillespie sendiri ketika itu tengah mempelajari pemanfaatan remote sensing dari satelit untuk mempelajari ekosistem, dan tantangan yang umum adalah menemukan di mana spesies terancam punah bersembunyi di dalam ekosistem.
Sebagai latihan untuk para mahasiswa, Gillespie meminta mereka melakukan pencarian terhadap bin Laden.
Mahasiswa kemudian membuat teori geografi yang disebut dengan ‘island biogeography’ dan menemukan kawasan yang ternyata memang merupakan tempat persembunyian bos teroris itu. Kagum dengan hasil kerja mahasiswanya, ia kemudian mempublikasikan laporan siswanya itu di jurnal MIT International Review, tahun 2009.
Dua tahun kemudian, saat ternyata temuan mahasiswanya disambut gembira oleh komunitas cendikia, Gillespie tetap tidak tertarik bekerjasama dengan FBI untuk menemukan penjahat yang paling dicari.
“Saat ini kami sedang mengurusi hutan kering di sekitar Hawaii di mana 45 persen pohon di sana masuk ke dalam spesies yang dilindungi,” kata Gillespie.
“Kami jauh lebih tertarik mengeluarkan pohon-pohon itu dari daftar spesies yang terancam punah,” ucapnya.