MAJALAHASIK.COM – Amerika Serikat (AS) membutuhkan 10 tahun untuk melacak keberadaan Osama bin Laden dengan tepat, menyergap dan kemudian membunuhnya. Mengapa begitu lama?
Pascatragedi terorisme 11 September 2001, AS menyerang (tepatnya invasi) Afghanistan yang saat itu dikuasai Taliban untuk memburu Al Qaeda, kelompok yang dituding sebagai dalang serangan tersebut.
Osama selalu diduga bersembunyi di Afghanistan atau Pakistan. Sebagai bagian dari strategi Amerika untuk menangkap atau membunuhnya, bantuan dana disediakan. Sehingga komunitas intelijen Pakistan bisa membantu perburuan pemimpin Al Qaeda itu.
Namun sayangnya, sejumlah elemen di Badan Intelijen Pakistan (ISI) malah bersimpati pada Osama. Beberapa memiliki ideologi yang berpihak padanya. Namun, menyerahkan Osama juga berarti dilema bagi intelijen Pakistan.
Jika Osama sudah berada di tangan Amerika, maka perburuan usai dan artinya bantuan dana dihentikan. Selain itu, mereka juga bisa disebut sebagai pengkhianat saudara sesama Muslim. Bukan berarti ISI sama sekali tak membantu Amerika.
Upaya pertama untuk membekuk Osama dan gagal, terjadi di Somalia. Sebuah pabrik kimia dibom karena disangka sebagai tempat persembunyiannya. Beberapa kompleks pelatihan Afghanistan juga dijatuhi bom, sementara Osama masih tetap seperti hantu.
Dua upaya lagi dilakukan antara 2001 dan 2004 di Tora Bora, Afghanistan. Setiap kali ada isu kontemporer, Osama masih bisa mengeluarkan pernyataan. Namun sudah lama Osama tak melakukannya meski banyak berharap ia akan mengomentari gelombang unjuk rasa di Arab.
Mantan staf Badan Intelijen AS (CIA) yang membantu penyergapan Tora Bora, Gary Bernsten menyatakan, Pakistan mengetahui keberadaan 24 kelompok militan. “Ada 900 ribu orang yang diperkirakan mendapatkan pelatihan di kamp militan,” ujarnya.