MAJALAHASIK.COM - Pencarian mahluk luar angkasa oleh Search for Extraterrestrial Intelligence (SETI) Institute dihentikan karena kehabisan dana.
Dalam surat mereka kepada para pendonor, CEO SETI Institute Tom Pierson mengatakan bahwa teleskop radio Allen Telescope Array akan hibernasi karena kehabisan dana operasional.
"Artinya, peralatan-peralatan itu tidak akan bisa digunakan untuk observasi normal dan akan dipelihara oleh staf kami yang jumlahnya pun telah dikurangi," kata Pierson, seperti dikutip dari situs Guardian.
SETI Institute adalah lembaga ilmiah yang sangat populer karena muncul dalam sebuah novel fiksi ilmiah karya Carl Sagan berjudul Contact, yang belakangan difilmkan dan dibintangi oleh Jodie Foster pada 1997.
Diawali oleh astronom bernama Frank Drake sejak 1960, SETI telah beroperasi sejak lima dekade lalu. Mereka memindai sinyal radio dari luar angkasa, yang bisa memberikan indikasi bahwa manusia bukan satu-satunya mahluk yang hidup di alam semesta raya ini.
Awalnya Drake mengarahkan telekskop radio Green Bank radio yang terletak di West Virginia ke arah bintang Tau Ceti untuk mencari sinyal radio yang tak biasa, yang mungkin dikirim oleh mahluk cerdas lain selain manusia.
Belakangan, SETI Institute mendirikan instalasi yang lebih lengkap di Hat Creek, 300 mil Timur Laut San Francisco, California. Observatorium ini juga dioperasikan oleh laboratorium Radio Astronomy University of California, Berkeley.
Teleskop teranyar yang dimiliki SETI adalah Allen Telescope Array, yang harganya senilai US$50 juta atau sekitar Rp 431 miliar, yang sebagian di antaranya didanai oleh salah satu pendiri Microsoft, Paul Allen.
Jajaran antena Allen Telescope ini terdiri dari 42 antena cakram, yang masing-masing berdiameter 6 meter. Padahal, rencananya, SETI akan menambah lagi jajaran antena itu, hingga nantinya akan berjumlah 350 antena radio yang akan beroperasi siang dan malam.
Selama ini, SETI sendiri tak hanya memanfaatkan teleskop-teleskop miliknya sendiri, namun juga memanfaatkan teleskop-teleskop lain di seluruh dunia yang tengah tidak digunakan.
Menurut astronom senior SETI Seth Shostak, mereka membutuhkan antara US$ 2 juta - US$ 3 juta (sekitar Rp 17 miliar - RpP 25 miliar) per tahun untuk mengoperasikan penelitian ilmiah mereka agar tetap berlangsung.
Mereka berharap untuk bisa mendapatkan sokongan dana sekitar US$ 5 juta untuk membiayai kegiatan mereka selama dua tahun untuk mendengarkan sinyal radio yang mungkin datang dari eksoplanet-eksoplanet serupa Bumi, yang baru-baru ini ditemukan oleh teleskop satelit Kepler milik NASA.
Kepler yang beroperasi sejak 2009, saat ini memang telah mengidentifikasi lebih dari 1.000 kandidat planet, yang rencananya akan digunakan oleh SETI Institute untuk menyempitkan obyek pencarian mereka.
"Sayangnya, bujet pemerintahan saat ini memang sulit, dan solusi baru memang musti ditemukan," ujar Shostak. Kemungkinan lain, adalah berharap adanya donasi dari pribadi-pribadi seperti halnya yang telah dilakukan oleh Paul Allen, Arthur C Clarke, dan Bill Hewlett serta David Packard.
"Jika Richard Branson atau siapapun ingin membantu kami, mereka bisa menghubungi kami," katanya.