MAJALAHASIK.COM – Polisi dan vendor menyuarakan berkendara aman melalui handsfree bluetooth. Di sisi lain, pengamat menyatakan, penggunaan perangkat itu tetap bisa berbahaya.
Meski tetap bisa membahayakan pemakainya, bukan berarti handsfree tak berguna.
Menurut pengamat TI Abimanyu Wachjoewidajat, meski polisi dan vendor telah mensosialisasikan penggunaan handsfree bluetooth, sebaiknya publik lebih pintar dan bijak mempertimbangkan hal ini dengan baik.
Yakni, tak menerima atau melakukan panggilan telepon saat menyetir. “Itu merupakan pilihan terbaik dan teraman”.
Kebutuhan utama orang berkendara adalah, selamat sampai tujuan, “Bukan menerima telepon”.
Jika perlu, pihak yang menghubungi bisa menyampaikan melalui SMS atau Twitter atau Facebook atau Chat, kemudian pengendara bisa menjawab setelah selesai mengemudi.
Selain itu, kita bisa meminta penelepon menghubungi kembali setelah sampai di ditempat aman atau kita yang menelpon balik, paparnya.
Saat ini, banyak ponsel yang bisa menyimpan predefined text (kalimat yang sudah diatur sebelumnya). Alhasil, Anda bisa menolak panggilan masuk dan langsung membalas penelepon dengan predefined text itu menyatakan, Anda sedang menyetir dijalan dan bisa dihubungi kemudian.
Pria yang akrab disapa Abah ini beranggapan, mungkin saja polisi berkelit, sosialisasi handsfree bluetooth bukan dianjurkan dipakai saat berkendara. “Jika memang bukan untuk saat berkendara, lalu mengapa polisi repot mensosialisasikan perangkat itu?"
Penggunaan handsfree tak ada kaitannya dengan keamanan, ketentraman dan hal lain terkait tugas polisi.
“Apakah slogan ‘Kami Siap Melayani Anda’ kini juga berlaku untuk melayani memasarkan produk gadget?” katanya.