MAJALAHASIK.COM – Beberapa pembunuh terkeji dalam sejarah berhasil menghindari hukum selama bertahun-tahun. Dari mulai Nero, Pol Pot hingga Adolf Hitler. Rata-rata mereka mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri.
Berikut para penjahat paling terkenal dan paling sulit dipahami dalam sejarah.
Nero (37-68 Sebelum Masehi)
Kaisar Romawi kelima Nero terkenal karena membakar para pengikut Kristen-nya di kebunnya pada malam hari untuk membuat sumber cahaya. Bahkan, ia tega menghukum mati ibunya sendiri. Pada 64 SM, kebakaran hebat melanda sebagian besar Roma, dan rumor menyebutkan, Nero lah pelakunya. Alasannya, ia ingin merekonstruksi kota dalam gaya Yunani yang disukainya.
Setelah beberapa pemberontakan, Nero turun tahta dan dinyatakan sebagai musuh publik oleh Senat Romawi. Kemudian ia melarikan diri dan bersembunyi di selatan Roma. Saat prajurit menemukannya dan mendekati villanya, ia bunuh diri dengan menusuk dirinya sendiri pada tenggorokan.
Pol Pot (1925-1998)
Pemimpin Khmer Rouge dan Perdana Menteri Kamboja 1976-1979, Pol Pot, menerapkan visi komunismenya pada rakyat Kamboja. Ia memaksa warga menjadi pekerja paksa dan membunuh dua juta pekerjanya. Ia memerintahkan eksekusi massal di lokasi yang dikenal sebagai ‘ladang pembunuhan,’ tempat orang dibunuh dan dibuang dalam kuburan massal.
Setelah melarikan diri ke Thailand pada 1985, dilanjutkan ke China, Pol Pot akhirnya didakwa pada 1997 atas pembunuhan massalnya. Ia dilaporkan meninggal karena gagal jantung pada 1998. Namun, sebagian orang yakin ia bunuh diri untuk menghindari dimintai pertanggungjawaban atas kekejamannya.
Adolf Hitler (1889-1945)
Adolf Hitler merupakan kanselir Jerman pada 1933 dan ‘Fuhrer,’ atau pemimpin dari 1934-1945. Selama pemerintahannya, Hitler memerintahkan puluhan juta orang dihukum mati karena keyakinan agama, penampilan atau orientasi seksual mereka.
Pada 30 April 1945, saat pasukan Soviet mendekati kantornya di Berlin, Hitler bunuh diri dengan menggigit kapsul sianida dan menembak dirinya sendiri.
Saddam Hussein (1937-2006)
Diktator Irak 1979-2003 Saddam Hussein menggunakan ketakutan dan teror untuk tetap berkuasa. Ia menggunakan senjata kimia pada kaum Kurdi di Irak dan melancarkan serangan gas pada lima ribu orang di utara Irak, Halabja, pada 1988.
Saddam memerintahkan pasukan Irak mengambil alih Kuwait pada 1990, hal ini memicu Perang Teluk Persia di mana pasukan Amerika Serikat (AS) mengalahkan rakyat Irak. Saddam melarikan diri ke Baghdad setelah AS menyerang Irak pada Maret 2003.
Lokasi Saddam diketahui pada 13 Desember 2003. Ia ternyata bersembunyi di lubang di sebuah gedung di al-Dwar, dekat kampung halaman keluarganya, Tikrit. Saddam kemudian diadili dan dijatuhi hukuman mati.
Pada 30 September 2006 ia pun digantung.