Halo Sobat! | Members area : Register | Sign in
Pasang Iklan | Kontak | Profile | Link | Donasi | Sitemap
Artikel Terbaru :

Pacaran Islami Ada Gak?

Ditulis Oleh Ahmad Ifdzal on 07 Oktober 2011 | 10/07/2011 08:20:00 PM


Pacaran Islami…..!!!!

Memang Ada????
(Omnia vincit Amor: et nos cedamus Am ori
Cinta menaklukan segalanya:
dan kita takluk demi cinta)

Bagi remaja, bila istilah itu disebut-sebut bias mebuat jantung berdetak lebih kencang. Siapa sih yang nggak semangat bila bercerita seputar pacaran? Semua orang yang normal pasti senang.

Yang cowok berkhayal punya tamapang sekeren personnelnya “Westlife” supaya dikejar-kejar kaum Hawa, baik yang ingin dikencani maupun yang ingin utang (hi…hi…hi…). Coba aja bayangin, wanita mana sih yang nggak deg-degan kalo lihat tampang se-cute Mark atawa Kian? Wuih, histeris, Brur! Maklum, cowok ABG yang tergabung dalam kelompok Westlife ini cool banget. Jadi nggak heran, ‘kan, kalo anak cewek merasa nyaman sekaligus bangga dapat gacaon model begitu?

Bicara soal rasa cinta memang diakui mampu membangkitkan semangat hidup. Suer, nggak bohong! Termasuk anak masjid, yang katanya ’dicurigai’ tak kenal cinta. Sama saja, anak masjid juga manusia, yang memiliki rasa cinta dan kasih sayang. Pasti dong, mereka juga butuh cinta dan dicintai. Soalnya, perasaan seperti itu wajar dan alami. Malah aneh bila ada orang yang nggak kenal cinta, jangan-jangan bukan orang.

Nah, biasanya bagi remaja yang sedang kasmaran, mereka mewujudkan cinta dan kasih sayangnya lewat aktivitas pacaran. Kayak gimana, sih? Deuuh, pura-pura nggak tahu. Itu tuh, cowok dan cewek yang saling tertarik, lalu mengikat janji dan akhirnya ada yang sampai hidup bersama layaknya suami-istri.

Omong-omong soal pacaran, ternyata sekarang ada gosip baru tentang pacaran Islami. Ini kabar bener apa cuma upaya melegalkan aktivitas baku syahwat itu? Malah disinyalir, katanya banyak pula yang melakukannya adalah anak masjid. Artinya mereka itu pengen Islam, tapi pengen pacaran juga. Ah, ada-ada saja!

Nggak Ada Pacaran Islami
Memang betul, kalo dikatakan bahwa anak masjid yang meneladani tingkah James Van Der Beek dalam serial Dawson’s Creek, tapi bukan berarti kemudian dikatakan ada pacaran Islami. Itu nggk benar. Siapapun yang berbuat maksiat, tetap aja berdosa. Jangan karena yang melakukan adalah anak masjid lalu ada istilah pacaran Islami. Nggak bisa, jangan-jangan nanti kalo ada anak masjid kebetulan lagi nongkrongin judi togel, disebut judi Islami? Wah gawat bin bahaya, Non!

Tentu lucu bin menggelikan dong bila suatu saat nanti teman-teman remaja yang berstatus anak masjid atau aktivis dakwah terkena “virus” cinta kemudian mengekspresikannya lewat pacaran. Itu nggak bisa disebut pacaran Islami karena memang nggak ada istilah itu. Jangan salah sangka, mentang-mentang pacarannya pakai jilbab, baju koko, berjenggot, lalu mojoknya di masjid kita sebut aktivitas pacaran Islami. Wah salah besar itu.

Suer, kita juga nggak pernah denger daging babi Islami, hanya gara-gara disembelihnya dengan menyebut nama Allah, misalkan, ya nggak? Begitulah, tak ada istilah pacaran Islami seperti halnya tak ada istilah daging babi Islami. Jangan sampai kita nekat membungkus kemaksiatan dengan embel-embel Islam. Catet itu, Brur!

Lalu bagaimana dengan sepak terjang teman-teman yang terlanjur menganggap aktivitas baku syahwatnya sebagai pacaran Islami? Sekali lagi dosa! Ya dong. Soalnya siapapun yang melakukan kemaksiatan jelas dosa sebagai ganjarannya. Apalagi anak masjid. Malu-maluin aja.

Jadi memang pacaran Islami itu nggak ada. Tapi, kenapa istilah itu bisa muncul? Boleh jadi karena teman-teman remaja hanya punya semangat keislaman tapi minus tsaqafah ‘pengetahuan’ Islamnya.

Mengendalikan Cinta
Siapa bilang cinta tak bisa dikendalikan? Bisa, Brur! Malah kalo tahu aturan mainnya, enjoy saja, tuh. Barangkali yang merasa sulit mengendalikan cinta karena memang terlalu memanjakan hawa nafsunya. Bila yang terjadi demikian, berarti memang rada-rada sulit untuk bisa mengendalikan. Ibarat kamu lagi sakit, tapi tak berusaha untuk menyembuhkannya.

Disinilah perlunya ilmu untuk mengendalikan cinta supaya nggak liar tak karuan. Kalo liar, bisa gawat apalagi menimpa anak masjid atawa aktivis dakwah disekolah atau kampus. Malu dong kalo sampe aktivis dakwah pacaran. Bukan hanya memalukan, tapi dosa.

Setiap orang boleh mencintai dan dicintai. Itu haknya, termasuk remaja seusia kita. Tapi, bukan berarti kemudian menghalalkan segala cara, seperti pacaran. Brur, aktivitas itu sangat bertentangn dengan ajaran Isalam. Kamu ‘kan seorang muslim, masak mau melakukan trasdisi yang bukan dari Islam. Suer, budaya pacaran itu tak dikenal dalam kamus ajaran Islam. Nggak ada itu. Cate ya!

Yakin deh, cinta itu bisa dikendalikan. Yang nggak bisa itu adalah dimatikan. Ini memang urusan hati. Jadi, sejauh mana hati kita bisa menahan hawa nafsu yang bergejolak dalam gairah jiwa muda kita. Kamu tetap harus tahu aturan main dalam Islam. Wajib kamu ketahui bahwa Islam tak pernah mengekang umatnya. Kalaupun ada aturan yang menurut kamu mengekang aktivitas kamu, itu adalah upaya Islam menyelamatkan umatanya. Ya, itulah resiko kamu milih Islam, yang tentu saja itu adalah pilihan terbaik buat kamu.

Sobat, hal yang paling mendasar sebagai seorang muslim adalah beriman kepada Allah SWT. Iman kepada Allah itu bukan cuma mengimani keberadaan-Nya saja, yakni hubungan penciptaan (shilatul qhalik), tapi sekaligus ada hubungan perintah-perintah (shilatul awaamir). Nah, dengan kata lain, wajib taat terhadap apa yang telah ditetapkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Firman Allah SWT,
“Dan, tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi wanita yang mukmin, apalagi Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatau ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Barang siapa yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sesungguhnya dia telah sesat, sesat yang nyata.” (al-Ahzab: 36)

Ketaatan yang kamu bangun akan menciptakan dinding yang tebal agar kamu tak tergoda untuk melihat atau melakukan aktivitas yang ”nggak-nggak”. Terus kamu juga kudu memahami bahwa perasaan cinta itu muncul jika ada rangsangan dari luar. Maka, langkah bijak dan logis adalah menutup seluruh peluang yang bisa membuat kamu tergoda untuk melakukannya. Hindari aktivitas yang menjurus kepada pikiran-pikiran yang liar, yang membuat kamu merasa gatal bila tak menempuh jalur pacaran untuk mengekspresikan cinta kamu. Sebaliknya, kamu harus menyibukkan diri dalam aktivitas yang tidak bersentuhan dengan perasaan-perasaan cinta terhadap lawan jenis kamu. Olahraga atau full ngurus pengajian dan rajin puasa, insya Allah cara itu bisa mengusir keinginan kamu untuk melakukan pacaran.

Zina? No Way
Idih, ngeri bin serem! Ketimbang zina, menikah lebih aman dan berpahala. Iya nggak? Tapi sebentar, kita kan masih menimba ilmu, masak mau nekat nikah, sih? Ya, itu persoalannya.

Sekarang, tak ada jalan lain bila kamu tetap ngotot ingin menyalurkan “aspiprasi” kamu kepada lawan jenis kecuali nikah. Nikah adalah sarana legal dan aman secara syar’i untuk menumpahkan kasih sayang kita seutuhnya kepada lawan jenis. Firman Allah SWT,
Bahkan, Al-Qur’an juga menyisipkan larangan untuk berbuat zina. Allah berfirman
“Dan, janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu perbuatan keji dan sautu jalan yang buruk.” (al-Israa: 32)
Inilah Al-Qur’an pedoman yang paripurna yang bakal menyelamatkan kita.

Kembali ke urusan cinta. Memang bila kamu tetap ngotot ingin berksih sayang dengan putri pujaan kamu, atau untuk yang putri dengan “Arjuna” pilihannya, ya sudah, nikah saja. Habis perkara. Iya, nggak? Kalo ternyata masih pikir-pikir karena masih menimba ilmu, mendingan keinginan itu “dikubur” dulu untuk sementara. Kamu fokuskan menimba ilmu. Tapi ingat, jangan coba-coba nekat “mendekati” kekasihmu dengan cara pacaran.

Soalnya, Non, pacaran itu adalah pintu gerbang menuju perzinahan. Makanya, kita wanti-wanti banget jangan sampai kamu ngotot melakukan aktivitas baku syahwat yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya.
Jadi, sekali lagi, pacaran Islami itu nggak ada dalam kamus ajaran Islam. Kalaupun boleh mengatakan, ada sih “pacaran” Islami, yakni nikah dulu!

Sumber : Buku Jangan Jadi Bebek karangan O’Sholihin :D

.:Artikel Terkait:.

lintasberita