Dari mana saya mendapatkan nomer handphone mereka? Jangan heran, soalnya mereka yang saya tanya adalah teman-teman saya sendiri.
Menulis puisi cinta—maksudnya adalah puisi yang berbicara tentang cinta—itu cenderung lebih sulit ketimbang tema lain. Saya tidak ingin mengatakan menulis puisi tema lain itu gampang. Ada kesulitan tersendiri. Tetapi sepanjang pengetahuan dan pengalaman saya memang menulis puisi cinta itu sulit.
Alasannya, puisi cinta banyak ditulis penyair maka pengucapan baru menjadi tantangan. Dan jika terlanjur mengikuti perasaan, maka jatuhlah keindahannya.
Maksud saya terlanjur mengikuti perasaan adalah menulis puisi dengan terang. Memang puisi harus tegas tapi dia juga harus disembunyikan maksudnya. Puisi sapardi yang berjudul Aku Ingin adalah contoh yang bagus. Bacalah.
Tetapi menulis puisi cinta memiliki kelebihan. Kelebihannya adalah puisi jenis ini cenderung lebih disukai masyarakat. Baik itu remaja, sudah kawin atau pun sudah tua.
Menurut hasil penelitian saya. Seluruh narasumber mengatakan lebih suka membaca puisi cinta ketimbang kematian, alam, perjuangan dan lain-lain.
Menurut Lina, teman SMP dulu, dia mengatakan alasannya, “Soalnya ketika membaca puisi cinta menjadi mengerti tentang cinta, deh.” Saya mempunyai buku puisi Cecep Syamsul Hari, Efrosina, katanya lebih lanjut. Buku puisi itu memang banyak membicarakan cinta.
Angga, juga teman SMP saya dulu, mengatakan, “Saya suka membaca puisi cinta, soalnya saya jadi mempunyai bahan menggombal.”
Apa pun alasan mereka, itu tidak terlalu penting. Tetapi respon mereka kepada puisi patut diacungi jempol.