MAJALAHASIK.COM - Stop! jangan anggap remeh jika seseorang sering mengalami nyeri pada sendi dan otot karena itu merupakan tanda pertama dari gejala penyakit lupus.
Lupus adalah gangguan seumur hidup dari sistem kekebalan tubuh. Sel kekebalan menyerang jaringan tubuh sendiri yang sehat, yang menyebabkan peradangan dan kerusakan jaringan. Saat ini sekitar 5 juta orang di dunia diketahui mengidap penyakit lupus dan setiap tahunnya terdapat 100 ribu kasus baru lupus.
Orang Asia memiliki angka prevalensi dua kali lebih banyak daripada orang kulit putih. Di Indonesia sendiri terdapat sekitar 1,5 juta penderita lupus, dan 80% di antaranya kaum perempuan.
Gejala mungkin terbatas pada kulit, tetapi lebih sering lupus juga menyebabkan masalah internal seperti nyeri sendi. Pada kasus yang parah, dapat merusak jantung, ginjal, dan organ vital lainnya. Namun ada pengobatan yang dapat meminimalkan kerusakan.
Nyeri seri dan otot yang seringadalah tanda pertama dari lupus. Nyeri ini cenderung terjadi pada kedua sisi tubuh pada saat yang sama, terutama di sendi,pergelangan tangan, siku, lutut, atau pergelangan kaki.
Sendi mungkin terlihat meradang dan terasa hangat saat disentuh. Tapi tidak seperti rheumatoid arthritis, lupus biasanya tidak menimbulkan kerusakan sendi permanen.
Selain itu, bila Anda atau anggota keluarga sering mengalami sariawan yang ‘hilang-timbul’, demam, rambut rontok, sakit di seluruh persendian, kaki bengkak, anemia, sel darah putih kurang, trombosit kurang, dan mengalami keguguran berulang, maka segeralah melakukan pemeriksaan intensif. Sebab, bisa jadi terkena penyakit lupus.
Tetapi dengan munculnya gejala tersebut, dokter tidak begitu saja mendiagnosa seseorang menderita lupus. Sebab, tidak semua odapus (orang dengan lupus) bisa diketahui hanya dengan satu jenis diagnosis.
Menurut Prof dr Zubairi Djoerban, spesialis penyakit dalam dari Departemen Hematologi dan Onkologi Medik FKUI/RSUPN Cipto Mangunkusumo, diagnosis penyakit lupus memang sukar dilakukan. Bahkan tak jarang mengecoh karena gejalanya menyerupai penyakit lain.
Lebih rentan serang wanita
Sementara itu, Dr. Rahmat Gunadi dari Fak. Kedokteran Unpad/RSHS menjelaskan, penyakit ini dapat mengenai semua lapisan masyarakat, 1-5 orang di antara 100.000 penduduk, bersifat genetik, dapat diturunkan. Wanita lebih sering 6-10 kali daripada pria, terutama pada usia 15-40 tahun.
Bangsa Afrika dan Asia lebih rentan dibandingkan kulit putih. Dan tentu saja, keluarga Odapus. Timbulnya penyakit ini karena adanya faktor kepekaan dan faktor pencetus yaitu adanya infeksi, pemakaian obat-obatan, terkena paparan sinar matahari, pemakaian pil KB, dan stres,” ujarnya.
Penyakit ini justru kebanyakaan diderita wanita usia produktif sampai usia 50 tahun sekalipun ada juga pria yang mengalaminya. Oleh karena itu dianggap diduga penyakit ini berhubungan dengan hormon estrogen.
Pada kehamilan dari perempuan yang menderita lupus, sering diduga berkaitan dengan kehamilan yang menyebabkan abortus, gangguan perkembangan janin atau pun bayi meninggal saat lahir. Tetapi hal yang berkebalikan juga mungkin atau bahkan memperburuk geja LUPUS. Sering dijumpai gejala Lupus muncul sewaktu hamil atau setelah melahirkan.
Kesembuhan total dari penyakit ini, tampaknya sulit. Dokter lebih berfokus pada pengobatan yang sifatnya sementara.Lebih difokuskan untuk mencegah meluasnya penyakit dan tidak menyerang organ vital tubuh.