Halo Sobat! | Members area : Register | Sign in
Pasang Iklan | Kontak | Profile | Link | Donasi | Sitemap
Artikel Terbaru :

Video Iklan Mewabah Lewat YouTube

Ditulis Oleh Keyoy on 29 November 2011 | 11/29/2011 11:00:00 AM

HeadlineMAjalahAsik.com – Anda pasti pernah menyaksikan sebuah video dari YouTube yang berhasil menjadi ‘virus’ di dunia maya. Seperti video iPhone yang diblender. Apa penjelasan di balik fenomena ini?

Lebih dari 10 juta orang telah menonton video YouTube iPhone yang dilumatkan dalam blender (http://www.youtube.com/watch?v=qg1ckCkm8YI&feature=player_embedded). Video ini sebenarnya merupakan komersial untuk Blendtec, perusahaan yang kemungkinan besar belum banyak didengar orang.

Namun, berkat klip video yang mewabah ini, Blendtec membiarkan jejaring sosial menyebarkan nama dan pesannya dibanding harus mengeluarkan uang untuk kampanye iklan massal dan hal ini bekerja seperti jimat.

“Film Virus” merupakan cawan suci baru untuk periklanan. Namun, untuk membuat video semacam ini sangatlah sulit. Hanya yang terbaik di antaranya yang bisa mengatasi sedikit gangguan perasaan orang saat mereka menyadari video yang mereka nikmati sebenarnya iklan dan secara sukarela berbagi dengan teman-temannya.

Profesor pemasaran Brent Coker di University of Melbourne, Australia, mengatakan, “Memastikan keberhasilan film virus sebagian besar masih seperti hit-and-run. Bayi, kelakar dan aksi tertentu tampaknya bisa menjadi sukses besar di beberapa kesempatan namun bisa berubah menjadi bencana kegagalan pada orang lain”.

Jadi, apa definisi iklan besar yang membuat pengguna mau mengunggahnya di Twitter atau Facebook? Coker memiliki resep untuk kesuksesan ini. Resep ini disebut algoritma film virus prediktor bermerek. Menurut algoritma ini, empat bahan yang diperlukan video ini untuk bisa menjadi virus adalah kongruensi, kekuatan emosional, keterlibatan jaringan, dan sinergi ‘meme’ pasangan.

Pertama, tema video harus kongruen dengan pengetahuan merek yang sudah ada di masyarakat. “Contohnya, Harley Davidson bagi kebanyakan orang dikaitkan dengan kebebasan, otot, tato, dan keanggotaan,” jelas Coker.

Video yang memperkuat asosiasi itu akan menemukan persetujuan, “Namun, begitu orang menyaksikan asosiasi merek itu tak konsisten dengan pengetahuan merek yang sudah ada, ini akan menjadi suatu ketegangan,” lanjutnya.

Dalam kasus terakhir, beberapa orang akan berbagi video, dan video itu akan dengan cepat ‘punah’. Kedua, produksi video-video virus saja dengan daya tarik emosional yang kuat, makin ekstrim makin baik.
Video lucu dan bahagia tak cenderung hilang seperti video menakutkan atau menjijikkan, kata Coker. Ketiga, video harus relevan dengan jaringan besar orang, mahasiswa atau pekerja kantor, misalnya.

Terakhir, Coker memiliki 16 konsep yang dikenal di internet sebagai ‘meme’ di mana video virus yang diproduksi cenderung menjadi virus jika memiliki pasangan yang tepat dengan konsep-konsep ini.

“Saat dipadukan, beberapa perpaduan muncul agar bisa bekerjasama secara lebih baik dibanding lainnya,” katanya. Misalnya, konsep yang ia sebut Voyeur di man saat video rekaman tampak seperti dari ponsel seseorang dan bekerja dengan baik jika dipadukan dengan Kejutan Mata.

Ini juga bekerja dengan baik jika dipadukan Pemicu Simulasi di mana saat ‘pemirsa membayangkan diri mereka berteman dengan orang-orang dalam video dan berbagi cita-cita yang sama,’ katanya.

Menurut Coker, salah satu video virus yang menggunakan ketiga meme tersebut dan mencontohkan strategi BVMP lainnya adalah iklan 2007 Quiksilver (http://www.youtube.com/watch?v=6xfBNxNds0Q&feature=player_embedded).

Rekaman kasar ini menampilkan peselancar melemparkan dinamit di sungai dan berselancar pada gelombang yang dihasilkannya. Video ini sendiri dengan cepat mendapat satu juta hits.

.:Artikel Terkait:.

lintasberita